Minggu, 05 Februari 2017

MUSEUM CIPUTRA ARTPRENEUR

Memasuki pintu masuk Museum saya menengok ke kanan  sebaris kata dari bagian isi surat Bapak Ciputra tertanggal 08 Maret 1983

"Mudah-mudahan saya bisa kelak menjadi salah satu kolektor yang cukup banyak dari lukisan bapak, sehingga suatu waktu dapat saya pamerkan atau dapat saya jadikan Museumi pribadi"

Yang kemudian saya pahami setelah mengikuti tur ini sebagai awal dari Museum ini ada..

DUA SISI DARI SEORANG CIPUTRA

Bener banget dah kalo saya masuk Klub Sejarah dan Museum, klubnya Backpacker Jakarta, ditiap tempat yang dikunjungi memiliki cerita, bukan sekedar menarik tapi juga mengambil insprirasi dari seorang sosok.. nah kalian ya, terutama ciwi-ciwi tentu pernah menjadikan mall sebagai tempat temu kangen atau iseng hiburan dan ngedate yekan hehee.. siapa yang gak pernah nginjak Citraland Mall atau CL? dibilangan Grogol - Jakarta, effek ngampus jalur meruya hahaa (eh gak penting) lalu daerah domisili tempat tinggal Lotte Shipping Avenue, Ciputra Artpreneur, keduanya dimiliki Ciputra Group, Bapak Ciputra. yuk kenalan sama pemiliknya gak panjang-panjang kuq biar nanti menikmati tulisan berikutnya punya bayangan aja... 


Dr. Ir. Ciputra atau pemilik nama lahir Tjie Tjin Hoan Lahir di Parigi, Sulawesi Tengah, 24 Agustus 1931, Arsitek Lulusan ITB ini, berkiprah diawali Jaya Group, Metropolitan Group, Universitas Ciputra dan Ciputra Group bisa disebut sebagai Bapaknya Wirausaha (Entrepreneur), dengan sisi lain pecinta seni (Art) itulah mengapa Museum yang saya kunjungi disebut Artpreneur . diawali dari bagaimana cara pandangnya akan lukisan Hendra Gunawan, Bapak Ciputra meminta izin pada Bapak Hendra perihal lukisan-lukisannya dan juga keluarga pelukis tersebut setelah wafat untuk menjadikan lukisan-lukisan tersebut berupa patung. see? orang besar pun paham tata krama dalam menghargai suatu karya.

HERE WE GOES TO...





Menuju Museum ini anda hanya perlu menuju Lotte Shipping Avenue Mall di Jalan Prof. Dr. Satrio kav 3-5, Setiabudi. Jakarta Selatan, Jika anda pengguna kendaraan umum ada busway Stasiun Tebet - Karet yang berhenti didepannya atau Mikrolet 44. gunakan lift dan tekan lantai 11, titipkan tas anda kecuali jika tas kecil diperbolehkan membawa ponsel dan mereka pun berbaik hati boleh selfie hehee.. tapi non blitz yak guys.. tiket berbayar Rp. 30.000/orang dewasa dan Rp.15.000/pelajar tapi lebih baik rombongan dengan minimal 10 orang karena kalian akan disuguhi tempat menarik "Video Mapping" yakni lukisan-lukisan yang kalian nikmati sebelumnya menjadi bergerak gak banyak siyh gerakannya secara bukan film juga, tapi cukup membuat saya terhipnotis ..seperti masuk ke dunia lukisan, karena saya gak paham dunia edit video begitu jadi pikirannya cuma satu "gimana ngerjainnya coba haha" , Museum ini memiliki jam operasional 12.00 - 18.00 WIB dari hari Selasa - Minggu. jadi kamu - kamu yang memiliki ketertarikan dunia seni terutama lukisan yuks lah berkunjung, recommened lho..

Kembali ke tulisan saya di awal, ketika memasuki Museum ini, saya membaca surat Bapak Ciputra lalu guide kami ada 2 orang Bpk. Andri dan Bpk. George kami terbagi menjadi dua bagian, seperti dua ruangan yang ada di museum ini yakni ruangan lukisan koleksi Bpk. Ciputra yang berbasis kontemporer dan ruangan dari lukisan Hendra Gunawan yang bertema Modern. nah,

Bagian Bpk Andri ini adalah ruang pertama yakni lukisan kontemporer yang saya pahami adalah seni bebas bukan tentang lukisan saja tapi pemikiran yang berbeda atau bahasa sekarang mah kekinian (yang saya tangkap siyh..)  ada 6 karya dengan masing-masing quotes dari pemilik seni-nya, ruangan ini juga berganti koleksi di tiap 6 bulan sekali, saking banyaknya kan..

Bapak Andri mengajak kami menilai seni yang terpajang disini, diawal masuk salah satu dari kami menerjemahkan foto disamping sebagai "Selamat datang" dengan menggunakan selembar "penghalang" ditengah yang terbuat dari kayu dan menjadi pintu dengan kedua -saya mah mikirnya- "wayang golek" hahaa..

salah satu quote nya adalah karya ini :

"Setiap dinding adalah pintu, setiap dinding atau halangan, sel "alu ada pintu atau jalan keluar untuk perubahan" -Astari Rasjid-


Dari quote diatas saya berpikir lama.. kita pasti sering mendengar "setiap masalah ada solusinya" selama ada kemauan yang bagi saya pribadi mau menerima ketetapan dan mengikuti ruller berikutnya, seperti QS Al-Insyirah 5-6 "Bersama kesulitan ada kemudahan"


Ketika mereka asyik mendengarkan guide tentang satu karya seni dalam ruang kaca berukuran nyaris 2 meter, pandangan saya tertarik akan gambar disamoing, yakni boneka yang menempel di dinding yang akhirnya karya seni dalam ruang kaca itu seperti magnet tak kalah menarik, membuat saya berimajinasi itu seperti "asap" tapi kuq kaku berwarna biru jika dilihat dihadapan "isi" karya seni itu seperti "janin" atau kepala bayi yang baru lahir .. ternyata kata guidenya itu terbuat dari pecahan kaca seketika pikiran saya gak nyampe hahaa pecahan kaca jadi bentuk indah begitu wkwkwk..

lalu guide berikutnya menerangkan tentang lukisan berkebangsaan tionghoa tapi kali ini saya tetap penasaran dengan boneka-boneka yang menempel di dinding secara berhimpitan dengan posisi menurut saya siyh agak gak biasa, tapi setelah didekati kepalan tangan yang berada disamping boneka tersebeut seperti memukul, baru lah paham dengan membaca penjelasan sang pemilik karya seni :

"Pola orangtua dalam membesarkan anak adalah subjek dari percepetan dunia masa kini. Apakah ini merupakan motivasi positif? ataukah hal ini merenggut masa kecil mereka untuk bermain" - Maria Indriasari -

Bukan tanpa alasan sebenarnya banyak orang tua sekarang membekali anak-anak banyak keahlian dan jam terbang yang menurut saya terlalu cepat, bayangkan usia 3-4 sudah dilingkungan "belajar" iya sih bagus untuk membiasakan anak memiliki lingkungan sosial, yang di era terkini persaingan dalam dunia semakin rumit namun jika dibandingkan dengan gaya hidup sosial dulu yang lebih alami bersosialis mengembangkan minat anak tanpa paksaan, bermain, bersosialisasi dan belajar, pun banyak dari teman-teman yang telah menjadi "ibu" ternyata memiliki cara berbeda untuk kasih sayang terhadap anak, kecuali yang memiliki mertua, mereka secara cerdas berinteraksi dalam urusan anak (pengalaman adik ketika anaknya mulai memasuki fase sekolah). pun saya pribadi diam-diam berharap memiliki pasangan yang sefikrah dalam pendidikan anak kelak. agama pertama karena agama ibarat akar dari pohon, benteng dari area kekuasaan, dan hati dari nafsu yang dikembangkan pikiran. selanjutnya bagaimana anak memiliki minat, takkan saya lakukan kesalahan sama melewati batas tidak berkembang juga kurang. (eh curcol wk)


Inilah versi terbaik saya diantara karya seni yang ada di ruangan ini, sekilas sih cuma wajah - wajah kaku tapi yang jadi pertanyaan ketika masuk ruangan ini adalah kenapa ditempatkan di tengah dan besar, satu dinding cuma untuk satu lukisan. guide kami, pak Andri menjelaskan lukisan ini tentang yang terjadi antara kubu Barat dan Timur tapi bukan penjelasan yang memuaskan menurut saya sampai sang guide bilang lukisan ini menjadi berbeda jika kita memadamkan lampu ... eaaa ..
maka yang tampak adalah diatas tengkorak disisi kanan dan kiri kemudian lingkaran hitam menjadi nampak jelas bentuk "Black hole" alias lubang hitam.. tiba-tiba ingat lubang hitam milik biksu miroku dari animasi Inuyasha hahaa..dan dari baris bawah, dari kiri adalah iluminati dengan senjata berbentuk segitiga dan bumi berada di tengah dan diujung atas masih dalama segitiga tersebut ada mata satu.  kemudian spiral lalu bintang dan sisi kanan seekor Naga yang melambangkan sisi timur, dari lambang - lambang itu terhubung titik - titik merah dan digaris bawah lukisan lambang itu ada gambaran denyut nadi.. itu yang kayak di mesin pemantau denyut nadi di Rumah Sakit..

lalu kami lanjut ke ruangan berikutnya kali ini kami dipandu Bapak George, yang ketika selama menjelaskan saya gagal fokus pada tangannya yang sering membernarkan posisi rambut wkwk tapi secara khusus beliau berbaik hati menawarkan diri mengambil foto ketika sesi nya berakhir di lukisan yang mana menurut saya spot terbaik.

Dari surat Bapak Ciputra diatas, Bapak Hendra membalas :

"...ini bukan berarti bahwa karya saya tidak bertingkat jajaran tinggi di asia, tapi memang pematangan seni saya membutuhkan kepahitan yang paling tidak enak di lapisan bumi closet tingkat Ciliwung"

Sebelumnya kita akan berkenalan dulu dengan sang pelukis yang menjadi pemilik ruang kedua ini, Hendra Gunawan. Karya dari seorang Hendra adalah modern yakni memiliki tema dari masa 3 periode yaitu sebelum penahanan dalam masa penahanan dan setelah penahanan. beliau sendiri memiliki ciri khas yaitu suka pergi ke tempat ramai melihat sesuatu yang dalam pandangannya menarik lalu menuangkannya dalam lukisan. Lahir di Bandung pada 11 Juni 1918, beliau mulanya berguru pada pelukis pemandangan yaitu ayah dari pelukis Basoeki Abdullah, Abdullah Suriosubroto, dan Wahdi Sumanta, kemudian waktu mempertemukan Hendra Gunawan dengan Affandi, Sudarso, dan Barli. kelima orang inilah kelak menjadi lima serangkai dalam sejarah seni lukis. pada masa ini, guide memaparkan dahulu sanggar pelukis adalah juga media komunitas para politikus dari sinilah beliau ditahan selama 13 tahun dan memilih Bali sebagai tempat terakhir, menutup usia ke 65, 17 Juli 1983. meski dalam tahanan beliau tetap berkarya.


Lukisan tersebut adalah karya terakhir dari sang pelukis, disini suasana mulai hening karena penjelasan Bapak George terdengar dalam.. kami diajak menebak sisi mana dari lukisan ini yang "belum selesai" karena bagi saya yang awam akan lukisan mengira lukisan ini memang sengaja begini.. lukisan ini tentang Pangeran Diponogoro yang berperang tapi.. wajah dari sang pangeran "belum selesai" tersentuh pikiran saya agak horror deh kala itu maksudnya sih becanda tapi ternyata suasana malah sunyii.. hadeh..


Nah, kembali ke awal tulisan. ketika memasuki mall kalian tentu gak asing dengan patung-patung warni warni yang berbahan fiber glass? jawabannya adalah menurut Bapak George, Bapak Ciputra meminta izin pada pihak keluarga Hendra Gunawan agar lukisannya menjadi dimensi patung. dibantu pematung Bapak Munir Pamuntjak, jadilah patung yang berbahan asli perunggu sedang yang kita lihat diluar mall adalah karya bersama.





Last but not least.. inilah yang penampakannya jika kita datang secara berbondong-bondong.. eh rombongan.. "Video Mapping" .


Spesially thx to Insan (Sejarah & Museum klub, Backpacker Jakarta) yang membantu pengambilan foto guna kepentingan tulisan ini..
Sekian acara kami dari klub Sejarah dan Museum.. sampai ketemu di edisi SEMU lainnya.. miaw - miaw .. 



8 komentar:

  1. Aku belom pernah ke ciputra mall #bukananakmall

    Btw belajar semu asik juga ya..

    BalasHapus
  2. Lani, tulisannya bgs πŸ‘πŸ‘πŸ‘
    Perjuangan 5 jam πŸ™ŠπŸ™ŠπŸ™Š
    Kalau gw, berhari2 br jadi hahaha
    Ishhh gw main d WP, dirimu main blogger 😒😭😭😭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kan bisa juga deh kayak mambang lanang tuh beda area mainnya maren diajarin tp aq lupa caranya hahaa

      Hapus
  3. Tulisan nya bagus ada selipan curhatan sedikit...eeaa.

    BalasHapus