Rabu, 25 Oktober 2017

Sejuta Kesan di Palembang

ProLog PALEMBANG TRIP BACKPACKER JAKARTA #1

KUN FAYAKUN, Pernahkah anda membaca apabila Allah berkehendak tiada satupun makhluk yang sanggup menghalang? Inilah Keajaiban pada trip saya kali ini, ketika di Infokan Trip Palembang, jujur ada rasa gamau kehilangan sebab banyak tempat menarik yang sayang dilewatkan, mulai dari Museum, Masjid Cheng Ho, hingga GOR Sriwijaya yang menjadi tempat diselenggarakannya Asian Games 2018 pun keberadaan Palembang sendiri adalah Sejarah dengan berbagai destinasi dan kulinernya. Namun apalah daya realitas hidup membuat Ticket Pesawat lebih sayang hehee.. tapi seorang kawan dengan antusias menyemati di Grup untuk lekas mendaftar, akhirnya via jalur pribadi saya mengungkapkan kejujuran ya daripada jadi trip maksa waakaka, Alhamdulillah saya terkejut saat dia berkata "gampang ada CC gua, lekas daftar sana nanti keburu full" setahu saya yang menggampangkan urusan keuangan ada dua tipe manusia pertama orang kaya kedua orang hatinya kaya, Finally kuturuti saja, apa susahnya sih coba percaya? tahu-tahu ticket ditangan aja.. guna mengamankan Trip, saya pun membayar ShareCost -nya. jadi teringat ucapan teman kecil "kalo Jodoh ada aja kemudahannya, tahu-tahu jadi .. aja" ^o^

Biasanya saya sangat takut jika pergi sendirian, Trip Palembang memiliki Meeting Point di Bandara Sultan Mahmng beud Badaruddin II, Palembang pukul 08.00 WIB, Demi kelancaran rencana saya menggunakan Damri dari Gambir ke Bandara Soekarno Hatta, Pasca dari kantor, ajaib gada takutnya naik Bis sendirian, eh ada rahasianya karena ada teman - teman Gengs yang menemani chat sampai tiba di tujuan jadi lupa kan jika perjalanan "sendirian" wkwk.. menunggu tiba check in pukul 03.00 WIB dini hari saya melaksanakan ibadah di Bandara demi kebahagiaan yang hakiki selama Trip hehee.. akhirnya tiba jugalah waktu yang dinanti bersama Lusia dari RT 28 dan sepasang suami isteri yang berasal dari Cikarang, kami pun Flight.. dan Masya Allah tidak terjadi setiap pagi saya berkesempatan melihat Sunrise secantik hari itu 21 Oktober 2017 kesampean merasakan awan dibawah saya (tanpa harus nanjak) Allah mah bisa aja bikin bersyukurnya dan dari pemandangan itu juga saya paham kenapa sebelum Jagad Raya Bumi memiliki 7 lapis.. pagi itu artinya saya berada di lapis pertama..

DAY ONE. SATURDAY 21 OCTOBER 2017

LANDING.... AT SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II AIRPORT

Selamat Pagii.. Setelah melalui 30 Menit di Udara tibalah saya disana, Kejutan berikutnya adalah cerita ka Lusia tentang perkenalannya dengan wanita asal Palembang dari Media Sosial Instagram mereka Kopdar bersama kami, dan kami pun dibawakan sarapan khas Palembang "Mie Celor" Alhamdulillah berasa tamu gitu.. Adakah yang ingat bahwa salah satu Adab Tuan Rumah adalah menjamu Tamu, She did it very well!

And here we are... +-25 Orang kami berkumpul, kami sepakat mengenakan warna merah di hari Sabtu sebagai kesan dari "Semangat" . Ohya ini tips pribadi dari saya untuk memprediski apakah Trip kamu bakal bahagia, biasa atau tidak, perhatikan chat jika orang-orangnya santai thats point, jika CP Netral juga point dan jika bertemu SKSD nambah point hehhee selain itu mah #abaikan.. biar melindungi dari Baper Trip :D

Ulurkan tangan dan senyum "Lani.." ^.^

SATU.. MUSEUM BALAPUTERA DEWA

Sebelum menyusuri destinasi ke destinasi perut adalah alat vital pertama yang wajib diamankan, beruntung perutnya dimanjakan dengan kuliner asal Palembang "Mie Celor" Mie nya lebih besar dari Mie Aceh dan bumbunya mirip sayur lontong dan sayur lodeh hehe enak deh ditemani Telur yang direbus.. (sstt hanya di Palembang akhirnya saya mencoba telur rebus).

Model : Lusia RT 28 Backpacker Jakarta Community
Museum dengan luas sekitar 23.565 m2 Memiliki ruang Melayu dan 4 ruangan dimana taman berada di tengahnya dengan 3 ruang pamer utama dan 1 ruangan aula untuk pernikahan, disamping itu kita disambut oleh bidadari Museum Palembang yang menggunakan baju adat setempat, aura Museum terasa ketika 5 Arca di tengah antara lorong menuju ruang pamer. Dinamakan Balaputera Dewa karena Palembang  dari Zaman peradaban sebelum Manusia modern -itu sebab banyak ditemukan Arca pada Museum ini- lalu Kerajaan Sriwijaya yang termasyur sampai era kesultanan Palembang lalu era kolonial Belanda hingga sekarang, Sejarah Kotanya panjang yaa? tercatat 3000 lebih koleksi Museum disini.

 RUMAH LIMAS, RUMAH ADAT PALEMBANG  



Kami beruntung dalam menyusuri museum diberi kesempatan "bertamu" isi dari Rumah Sumatera Selatan ini, Rumah yang menjadi bagian dari belakang Museum Balaputera Dewa juga Rumah yang menjadi ikon dari pecahan 10.000 mata uang Rupiah ini menurut Guide berdiri dari tahun 1830 dan memiliki luas +- 400 - 1000 meter, disebut juga rumah kuno dan konon memakai kayu pasak yang apabila berpindah maka bentuknya pun tak berbeda tinggal buka tutup kayu dan pasak. 

DUA.. BAY'T ALQURAN TERBESAR DI NUSANTARA


Ketika memasuki kawasan Pondok Pesantren Al-Ihsaniyah, bayangan saya adalah melihat wujud Kitab Suci berbentuk buku pada umumnya dengan ukuran yang bombastis nyatanya saya dibuat terkejut dengan lempengan-lempengan raksasa setinggi 5 lantai, tentunya saya menghitung mana mungkin 30 Juz? Namun, pertanyaan itu terjawab ketika memasuki dibalik lempengan muka itu ada puluhan lempengan dengan ukuran yang sama tentunya semua berjumlah 630 halaman atau 315 lempengan yang terbuat dari kayu Tembesu, tebal 2,5 cm, ukuran 177cm x 140 cm itu menjawab keraguan saya. lempengan pertama dibuat 15 Maret 2002 yang selesai 2009 lalu dipajang selama 2 tahun di Masjid Agung Palembang dan akhirnya 30 Januari 2012 diresmikan di PonPes oleh Presiden saat itu Susilo Bambang Yudhoyono.

TIGA.. KULINER TIME...


Saya rasa yang membuat trip ini Antusias adalah cara CP mengajak member yang sangat meyakinkan dan sebagai warga asli dengan ditemani teman seperjuangan akademisnya dahulu menjadi perjalanan tanpa keraguan, saya termasuk yang sulit mencoba sesuatu yang baru tapi pada trip kali ini saya mencicipi dengan antusias, ya mungkin karena Mela RT 7 nya Backpacker Jakarta yang bersedia sepiring berdua kali ada ngaruh hehee. Ternyata di Kota asalnya Pempek banyak Jenisnya.. ini yang saya ingat : 

10 Biji @Rp.1000,- Awalnya saya agak gak percaya masih ada makanan 1000 perak? disini ada. hee.. Masya Allah, tidak langsung dimakan, berhubung banyak jenisnya lebih langsung dikepoin, nah diantara yang nyangkut di kepala adalah Pempek Ketes (dalam bahasa Palembang ketes artinya pepaya, ketika kamu memakannya barulah paham bahwa isinya pepaya muda) , Pempek Tahu, Pempek Telur, Pempek Kulit, Pempek Keriting, Pempek Lenjer (dalam bahasa Palembang artinya panjang karena bentuknya yang panjang sedangkan umumnya bulat), Pempek Adaan (Pempek kecil).

Pempek yang satu ini menggoda banget ketika memasuki tempat makannya, karena wangi telurnya dan cara nya membakar bikin berselera akhirnya saya menambahkannya ke menu kuliner hee satu porsi Rp. 10.000,- dengan 6 Potong, percayalah enak dan kenyang. namanya Pempek Lenggang terbuat dari Telur yang dibakar ada juga yang di Panggang yang ini belum mencicipi.


Nah, ini dia Pempek paling drama dan dibutuhkan sampai semalam sepagian untuk memahaminya hheee.. namanya Pempek Model, pertanyaan saya hanya satu kenapa hanya dia aja yang dikuah? bertanya pada karyawannya jawaban satu : karena Pempek model dimakannya dengan kuah. tidak merasa puas akhirnya bertanya pada CP kakoi tapi ditengah dia menjelaskan terganggu tugas. barulah malamnya dalam perjalanan kembali ke Homestay dijelaskan dan dijelaskan kembali oleh temannya juga keesokan harinya.. baik yah? Bahwa pempek ini diberi kuah adalah karena pada dasarnya pempek terbuat dari ikan. tidak semua lidah menyukai rasa ikan oleh sebab itu diberi terigu dan diberi kuah. harusnya saya mencicipi juga yaa biar gak penasaran tanya-tanya tapi apalah perut puas dengan pempek lain ^o^

EMPAT.. MASJID AGUNG PALEMBANG


Untuk mengetahui lebih banyak terpaksa saya menghilang sejenak, Punteun yaak hee,, ketika saya mengelilingi Masjid Agung ini ada empat ruangan terpisah namun menurut salah satu penjaga penitipan sendal ada dua ruangan mungkin yang dimaksud ikhwan dan ahwatnya, uniknya satu ruangan yang menjadi tempat ibadah saya wanita berada di shaf depan pria di belakang tapi setelah ditelusuri mereka (pria) hanya beristirahat saja dan sedikit yang shalat, memiliki tiga Arsitektur campuran yakni Indonesia, Eropa dan China. didirikan di Abad - 18 oleh Sultan Mahmud Badaruddin yang kemudian diresmikan oleh Megawati Soekarno Putri setelah renovasi selesai tahun 2003.

LIMA.. KEBANGGAAN PALEMBANG

Setelah perut kami aman kami pun melanjutkan City Tour kami, melewati Kantor Walikota Sumatera Selatan hari itu sangat cerah, juga melewati Kodam tentara gitu hhee.. belok ke kiri kami melewati  :

Foto take by : Fadlun Backpacker Jakarta
Benteng Kuto Besak   

Kini ditempati Kodam Sriwijaya, bangunan ini memakan waktu sampai 17 tahun pendiriannya dari 1780, dan diresmikan menempatinya 1797, Sultan Mahmud Badaruddin I dan diteruskan  Sultan Mahmud Badaruddin II, dimana menjadi tempat tinggal yang menandai peran sebagai Sultan dari Kuto Lamo ke Kuto Besak, berdiri megah dihadapan Sungai Musi. 




Tugu Lido

Jika Jakarta memiliki Monas, di Sumatera Selatan memiliki Ikan Belido/Lopis/Belida/Ikan Pipih. Bang Waluyo bercerita dahulu kala Sungai Musi masih bening, Ikan yang memiliki tubuh seperti punggung pisau ini banyak ditemukan karena memang habitat aslinya disini, ikan inilah yang dahulu menjadi sumber mata pencaharian untuk dijadikan kerupuk (kemplang) Palembang sebelum akhirnya diganti Tenggiri, dan jadi bahan dasar Pempek tentunya.


 ENAM ... MUSI.... SUNGAI SERASA LAUT...

Menjelang Sore kami menuju Pulau Kemaro, dengan menyewa dua Perahu dan menyisiri Sungai Musi, yang mana nanti dalam perjalanannya kita akan paham kenapa warna Sungai begitu pekat seolah dilarutkan teh celup.. karena ada begitu banyak pabrik yang kami lewati, dan mungkin ini juga sebabnya tak lagi subur ikan Belido.. duh tiba-tiba kepikiran mereka tuh pindah kemana yaaa.. jika kini sedang dibudidayakan di Kalimantan kuat sekali semangat hidup mereka, berenang hingga ke Kalimantan T.T 
Isi Bensin dulu....
Ah Sudahlah... kembali ke Sungai Musi, Sungai terpanjang ke Enam di Indonesia dan terpanjang kedua di Sumatera, Sungai yang memiliki panjang 750km ini bermuara di Kepahiang, Bengkulu dan Hilir di Timur Sumatera Daerah Sungsang. menikmati perjalanannya kami disuguhi banyak pemandangan menarik mulai dari kapal yang dipakai berdagang, Pom isi Bensin yang mengapung, masjid yang mengapung, Kampung Arab, Kapal besar (bahkan ada yang dari Tanjung Priok, Jakarta) hingga Kapal Tongkang dan Pasar Ilir yang menurut kaka CP adalah tempat membeli oleh-oleh murah, semacam Tanah Abangnya Jakarta. 
Kampung Arab, Take Pic By : Faizin
TUJUH, ...PULAU KEMARO

Nah, Tibalah kita di Pulau Kemaro yang apabila dari Jauh beberapa menit sebelum sampai akan tampak Paghoda yang agung, kenapa Pulau ini menjadi salah satu Destinasi yang wajib dikunjungi?

pintu masuk pulau
Pada Salah satu cerita rakyat yang terkenal di Indonesia, kisah cinta yang terjadi di Pulau ini menjadi fenomenal dan dapat dibaca juga di Museum Bahari lantai dua.

Seperti yang kita ketahui di Era Kerajaan Sriwijaya berjaya, banyak terjadi perniagaan negeri asing masuk ke wilayah Sumatera. Raja Sriwijaya memiliki putri yang canti bernama Siti Fatimah, dan Suatu hari kerajaan Sriwijaya kedatangan tamu asing dari negeri China yakni Pangeran Tan Bun Ann yang awal kedatangannya adalah berdagang.
Namun terpautnya hati Pangeran pada cinta Siti Fatimah membawa keberanian Tan Bun Ann untuk melamar putri Raja, dengan Syarat 9 Guji Emas Ia pun menyanggupinya.

Hari yang dinanti tiba pergilah Raja Sriwijaya serta putrinya serta dayang setia ke Dermaga Sungai Musi ketika kapal pengangkut 9 Guci itu didatangkan dari China.
Klenteng Kuan Im 1962


Dengan pertimbangan keamanan dari perompak di Lautan, 9 Guci berisi emas itu disamarkan dengan Sayur yang telah layu, mengetahui hal ini Pangeran merasa dipermalukan di hadapan Raja Sriwijaya lalu membuang Guci-Guci itu ke Sungai Musi, namun ketika membuang salah satu Guci tersandung kaki Tan Bun Ann dan pecahlah Guci itu yang menampakkan keberadaan Emas batangan sebagai Syarat lamaran kepada Siti Fatimah. 
Depan Klenteng Kuan Im sebagai makam Tan Bun Ann dan Siti Fatimah

Menyesali itu, terjunlah Tan Bun Ann bersama dayang setianya untuk mengambil Guci tersebut, namun tak jua nampak kembali, Siti Fatimah sebagai pasangan setia menyusul terjun ke Sungai Musi bersama dayangnya untuk mencari Tan Bun Ann namun sebelum pergi dia berkata "Jika kalian melihat setumpuk tanah itulah kuburanku, lalu dia dan dayangnya pun terjun dan tak nampak kembali jua....
Paghoda 9 lantai dibangun 2006

Nah seiring waktu berlalu tanah yang menumpuk itu menjadi terus bertumpuk dan menjadi satu kepulauan kecil, disebutnya Pulau Kemaro (Kemarau) karena meskipun air sungai Musi naik, Pulau ini tidak pernah tergenang air.

setelah puas eksplore Pulau legendaris ini, kami pun menikmati es kelapa muda yang mengembalikan energi kami untuk bermalam mingguan di Area Tugu Lido dan tidak melewatkan Jembatan Ampera di malam hari

Untuk mengusir lelah sepanjang perjalanan kami banyak melakukan sesi foto, karena moment itu berharga, beruntungnya kita hidup dimana bisa mengabadikan hari dalam bidikan kamera.... siapapun hheee




DELAPAN,, MALAM MINGGU BERSAMA...

Tidak jauh dari Tugu Lido, disekililing kita akan serasa di Kota Tua-nya Jakarta karena bukan hanya keramaian penduduk sekitar yang menjadi tempat berlibur, juga pedagang baik makanan dan mainan yang menarik kita juga menemukan warung pempek yang disajikan menggunakan perahu.

Dan sembari menanti Eksotiknya Jembatan Ampera di malam hari kami pun menikmati Sunset nan cantik di Bumi Sriwijaya



Jembatan Ampera , dibangun tahun 1957 atas gagasan zaman kolonial Belanda tahun 1906, memiliki panjang 1000 meter lebih, tinggi 63 meter dan lebar 22 meter dimana luasnya itu mampu mencakup 4 laju jalur kendaraan. Jembatan yang menghubungkan Ulu dan Ilir ini dahulu dirancang mampu membelah agar Kapal besar melewatinya namun butuh 30 menit untuk terbuka penuh dan menggunakan dua bandul seberat 500 ton.. luar biasahh.
Jembatan Ampera, dahulu memiliki nama Jembatan Musi mengingat keberadaannya sebagai penghubung dua wilayah yang terpisah Sungai Musi. kemudian sempat memiliki nama Jembatan Bung Karno sebagai wujud penghormatas atas terealisasinya pembangunan jembatan ini. lalu berubah menjadi Ampera ( Amanat Penderitaan Rakyat ) yang merupakan Slogan atas perjuangan pemimpin untuk membangun rakyat dari keterbelakangan ekonomi dan budaya selama ratusan tahun dijajah, juga sebagai penghindaran atas Anti Soekarno dimana kala itu kondisi politik negeri sedang rumit.

Kini Jembatan Ampera semakin meremajakan dirinya, bukan saja gagah di siang hari namun juga manis di malam hari.. ibarat Pria gagah di luaran dan manis ketika pulang ke rumah .. eh heee

Kuy sebelum bermimpi indah tentang hari ini, kami diajak kaka CP mencoba Martabak HAR yang menurutnya wajib dicoba sebagai salah satu kuliner di Palembang, Martabak ini terbuat dari kulit lumpia, diselimuti telur dan berisi kentang.. yang membuat istimewa adalah kuah kari nya yang mejadi ciri khas Sumatera..

Nah lezat bukan?

Namun perjalanan menuju Martabak HAR adalah paling berkesan, seperti napak tilas kami mengikuti arah langkah kaka Cepe tanpa disadari bahwa jalan yang kamu lalui adalah tengah jalan banget pantesan banyak klakson hahaa, uniknya kami baru menyadari setelah sampai di ujung jalan disanalah kami menertawai diri kami sendiri.. hadehhh..

Nah, Setelah seharian City Tour kami pun bergantian Menyegarkan diri dengan mandi dan memenuhi Isya bagi yang melaksanakan.. sampai Esok menjelang.. Swwet Dream...









2 komentar:

  1. Aaah,, Laniyyy..
    Mupeng beneran asli dah,

    suka banget sama ceritanya,
    seakan membawa aku kesana'..> Ups

    Kulinerannya, mau mau mau
    Penasaran sama Pempek Model dan Martabak HAR.

    sama satu tempat yang aku penasaran bgt sama cerita kamu diatas,
    "Pulau Kemaro"

    kisahnya merinding sumpah.
    "Jika kalian melihat setumpuk tanah itulah kuburanku, lalu dia dan dayangnya pun terjun dan tak nampak kembali jua....

    ovearall aku sukaa..
    aku tunggu Tulisan Karyamu di trip selanjutnya yaa ciinn..

    BalasHapus